Senyawa organometalik atau organologam merupakan senyawa dimana minimal
terdapat satu atom karbon dari gugus organik yang berikatan langsung dengan
logam pusat. Istilah organologam biasanya didefinisikan agak longgar, dan
senyawa yang mengandung ikatan karbon dengan fosfor, arsen, silikon ataupun
boron termasuk dalam kategori ini. Tetapi untuk senyawa yang mengandung ikatan
antara atom logam dengan oksigen, belerang, nitrogen ataupun dengan suatu
halogen tidak termasuk sebagai senyawa organologam. Sebagai contoh suatu alkoksida
seperti (C3H7O4)Ti tidaklah termasuk senyawa organologam, karena gugus
organiknya terikat pada Ti melalui atom oksigen. Sedangkan senyawa
(C6H5)Ti(OC3H7)3 adalah senyawa organologam karena terdapat satu ikatan
langsung antara karbon C dari gugus fenil dengan logam Ti. Dari bentuk ikatan
pada senyawa organologam, senyawa ini dapat dikatakan sebagai jembatan antara
kimia organik dan anorganik (Cotton dan Wilkinson, 1989). Terdapat dua macam ikatan
organologam, yaitu :
1)
Ikatan ionik.
Ikatan ionik organologam terbentuk dari unsur yang
sangat elektropositif yaitu unsur pada golongan I, II, dan III.
Organologam dengan yang berikatan secara ionik bersifat tak larut dalam pelarut
hidrokarbon dan mudah teroksidasi.
2) Ikatan kovalen
Ikatan kovalen organologam yang mudah menguap terbentuk dari logam Zn, Cd, Hg, dan logam non-transisi gologan III (kecuali aluminium), IV, dan V. Ikatan kovalen ini terbentuk dengan cara memberikan satu elektron tunggalnya, baik dari logam maupun unsur organiknya, untuk dipakai secara bersama. Sifat dari senyawa organologam dengan ikatan kovalen ini mudah menguap, larut dalam pelarut organik, dan tidak larut dalam air.
Sifat Fisik dan
Sifat Kimia
1. Senyawaan ionik dari logam elektropositif
Senyawaan organologam dari logam yang sangat
elektropositif biasanya ionik, tidak larut dalam pelarut hidrokarbon, dan
sangat reaktif terhadap udara, air, dan sejenisnya. Kestabilan dan kereaktifan
senyawaan ionic ditentukan dalam satu bagian oleh kestabilan ion karbon.
Senyawaan yang mengandung anion tidak stabil (misalnya CnH2n+1-)
umumnya sangat reaktif dan seringkali tidak stabil dan sulit diisolasi. Garam
logam ion-ion karbon yang kestabilannya diperkuat oleh delokalisasi rapatan
electron lebih stabil meskipun tetap sangat reaktif ; contohnya adalah (C6H5)3C-Na+ dan
(C5H5-)2Ca2+.
2. Senyawaan terikat-σ
Senyawaan organo dimana sisa organiknya terikat pada
suatu atom logam dengan suatu ikatan kovalen normal 2-elektron (sekalipun dalam
beberapa kasus dengan sifat ionic yang dapat diterima) dibentuk oleh kebanyakan
logam dengan keelektropositifan rendah dan tentu saja oleh unsure-unsur
nonlogam. Hokum valensi normal diterapkan dalam kasus-kasus ini, dan terjadi
substitusi parsial halide, hidroksida, dan sebagainya. Dalam kebanyakan
senyawaan ini, ikatan terutama adalah kovalen dan kimiawinya dari kimiawi
karbon sehubungan dengan factor-faktor berikut :
a. Kemungkinan penggunaan orbital d yang lebih tinggi
seperti dalam contoh, SiR4 yang tidak tampak pada CR4.
b. Kemampuan donor alkil atau aril dengan pasangan
electron menyendiri seperti dalam Pet3, SMe2, dan
sebagainya.
c. Keasaman Lewis sehubungan dengan kulit valensi yang
tidak penuh seperti dalam ZnR2.
d. Pengaruh perbedaan keelektronegatifan antara
ikatan-ikatan M-C atau C-C
Logam transisi dapat membentuk alkil sederhana atau
aril, namun hal ini biasanya kurang stabil daripada senyawaan-senyawaannya
dengan unsure-unsur golongan utama. Terdapat banyak senyawaan dimana terdapat
ligan tambahan seperti CO atauPR3.
3. Senyawaan yang terikat secara nonklasik
Dalam banyak senyawaan organologam terdapat suatu
jenis ikatan logam pada karbon yang tidak dapat dijelaskan dalam bentuk ikatan
ionic atau pasangan elektron. Salah satu kelas alkil terdiri atas Li, Be, dan
Al yang mempunyai gugus-gugus alkil berjembatan. Di sini, terdapat kekurangan
elektron seperti dalam bor hidrida, dan ikatannya mirip jenis yang berpusat
banyak. Kelas kedua yang jauh lebih besar terdiri atas senyawaan logam-logam
transisi dengan alkena, alkuna, benzene, dan system cincin lainnya
seperti C5H5-. Mula-mula akan diperlihatkan
senyawaan organo dari unsure-unsur golongan utama, termasuk yang berikatan
nonklasik, dan kemudian pada senyawaan logam transisi.
4. Organologam biasanya disimpan dalam larutan dalam
pelarut organik karena memiliki reaktivitas yang sangat tinggi (terutama dengan
H 2 O, O 2 dll)
5. Carbon-Metal (C-M) dari Organolithium dan
organomagnesium (pereaksiGrignard memiliki ikatan σ antara atom C dan
logam, ikatan tersebut sangat polar, dan memiliki ikatan kovalen karena
logam tersebut elektropositif.
6. Pereaksi Grignard merupakan basa kuat karena memilki
muatan negatif pada karbon.
Senyawa
Organologam
|
SIFAT
FISIK
|
SIFAT
KIMIA
|
Organolithium
|
Berupa
cairan atau padatan bertitik leleh rendah, dan berupa kristal putih
(metillithium);
Larut
dalam senyawa hidrokarbon dan cairan nonpolar;
Tingkat
penguapan tinggi.
|
Lebih
reaktif dibandingkan pereaksi grignard;
Bereaksi
cepat dengan oksigen, biasanya secara spontan menyala dalam udara, dengan
cairan air, dan dengan uap air.
|
Organonatrium
dan
Organokalium
|
Tidak
larut dalam senyawa hidrokarbon;
Mudah
menguap.
|
Sangat
reaktif;
Terhidrolisis
kuat dalam air.
|
Organomagnesium
|
Berupa
kristal
|
Reaktif;
Mudah
teroksidasi oleh udara;
Mudah
terhidrolisis.
|
Organomerkuri
|
Berupa
padatan kristal;
Lebih
larut dalam cairan organik daripada air;
Pada
alkil atau aril cairan nonpolar, mudah menguap, beracun, tidak berwarna,
padatan bertitik leleh rendah;
|
Zat
kovalen nonpolar;
Tidak
reaktif terhadap udara dan air;
|
Organoaluminium
|
Berupa
cairan
|
Reaktif;
Tidak
menyala dalam udara dan tidak meledak dalam air;
|
Reaksi-reaksi
Senyawa Organologam
Reaksi Pembuatan Senyawa
Organologam
Terdapat banyak cara untuk membentuk ikatan-ikatan logam
antara karbon dengan logam transisi dan nontransisi. Beberapa yang penting
adalah sebagai berikut:
1. Reaksi logam langsung (Frankland, 1848)
Mg + CH3I
→ CH3MgI
eter
2. Penggunaan zat pengalkilasi
PCl3 +
3C6H5MgCl → P(C6H5)3 +
3MgCl2
VOCl3 +
3(CH3)SiCH2MgCl → VO(CH2SiMe3)3 +
3MgCl2
PtCl2(Pet3)2
+ CH3MgCl → PtCl(CH3)(Pet2)2 +
MgCl2
3. Interaksi hidrida logam atau nonlogam
dengan alkena atau alkuna
1/2 B2H6 + 3
C=C → B-(C=C)3
4. Reaksi oksidasiAdidi
Dimana alkil atau aril halida ditambahkan kepada senyawa
logam transisi terkoordinasi tidak jenuh menghasilkan ikatan logam karbon.
RhCl(PPh3)3
+ CH3I → RhClI(CH3)(PPh3)2 +
PPh3
5. Reaksi Inseri
Reaksi-reaksi senyawa organologam
Bagan 1. reaksi senyawa
organologam dengan senyawa karbonil
Senyawa organometalik dapat dicontohkan pada
reaksi reagen Grignard.
Reaksi Grignard adalah
reaksi kimia organologam di mana alkil - atau Aril-magnesium halides (reagen
Grignard) menambah gugus karbonil Aldehida atau keton. Reaksi ini adalah alat
penting untuk pembentukan ikatan antar karbon. Reaksi Halida organik dengan
magnesium bukan reaksi Grignard, tetapi menyediakan peraksi Grignard. Pereaksi
Grignard memiliki rumus umum RMgX dimana X adalah sebuah halogen, dan R adalah
sebuah gugus alkil atau aril (berdasarkan pada sebuah cincin benzen). Pereaksi
Grignard sederhana bisa berupa CH3CH2MgBr.
Sebuah contoh dari reaksi grignard
Reaksi dan pereaksi Grignard ditemukan oleh dan
diberi nama sesuai dengan penemunya yaitu kimiawan Perancis François
Auguste Victor Grignard (Universitas Nancy, Perancis), yang dianugerahi Nobel
Kimia tahun 1912 ini bekerja Grignard reagen mirip dengan menghasilkan reagen
karena keduanya nukleofil kuat yang dapat membentuk ikatan antar karbon yang
baru.
Reagen Grignard berfungsi sebagai nukleofil, menyerang
atom karbon elektrofilik yang hadir dalam ikatan polar gugus karbonil.
Penambahan pereaksi Grignard untuk karbonil biasanya hasil melalui keadaan
transisi enam-beranggota cincin.
Mekanisme dari reaksi Grignard:
Namun, dengan pereaksi Grignard terhalang,
reaksi dapat melanjutkan dengan transfer elektron tunggal. Jalur serupa
diasumsikan untuk reaksi lain dari reagen Grignard, misalnya, dalam pembentukan
ikatan antara karbon-fosfor, timah-karbon, karbon-silikon, boron-karbon dan
karbon-heteroatom.
PERMASALAHAN :
1) Mengapa Organolitium lebih reaktif dari pada pereaksi grignard?
2) Apa yang menyebabkan organonatrium dan organokalium tidak larut dalam senyawa hidrokarbon?
3) Bagaimana senyawa ionik dari logam elektropositif pada senyawa organologam dapat terbentuk ? jelaskan!
Saya Yulia saltiani ajan menjawab permasalah pertama
BalasHapusMengapa organo litium lebuh raktif dari pada pereaksi grignard, Karena organolitium sangat reaktif terhadap air dan udara, biasa ternyala dengan sendiri. Ia larut dalam hidrokarbon, mempunyai kemeruapan yang sangat tinggi.
Saya Heni Yulianti (A1C116034) akan mencoba menjawab permasalahan kedua.
BalasHapusMenurut sumber yang saya baca Hal itu disebabkan karena organonatrium dan organokalium merupakan senyawa yang memiliki ikatan ionik yang tidak dapat larut dalam senyawa nonpolar seperti senyawa hidrokarbon. Senyawa yang polar atom atom penyusunnya mempunyai perbedaan keelektronegatifan yang tinggi. Sebaliknya senyawa yang nopolar, atom-atomnya mempunyai perbedaan keelektronegatifan yang rendah. Oleh karena itu senyawa polar akan mempunyai dua kutub yang berbeda sehingga sering disebut sebagai dipole, dimana kutub pertama akan bermuatan parsial positif dan kutub lain akan bermuatan parsial negative. Senyawa nonpolar tidak memiliki dua kutub seperti senyawa polar, tetapi ada waktunya senyawa nonpolar tiba-tiba membentuk dua kutub namun sangat tidak stabil yang kemudian disebut sebagai momen dipole sesaat. Organonatrium dan organokalium tidak larut dalam senyawa hidrokarbon, hal ini dikarenakan senyawa hidrokarbon hanya memiliki momen dipole sesaat. Suatu saat ujung pertama senyawa hidrokarbon bermuatan positif dan ujung keduanya bermuatan negative. Maka ujung pertama yang positif akan berinteraksi pada bagian organonatrium ataupun organokalium yang bermuatan parsial negatif dan sebaliknya. Namun, jika tiba-tiba muatan dari senyawa hidrokarbon berganti ujung pertama menjadi negative dan ujung kedua menjadi positif, maka interaksi akan hancur dan rusak. Oleh karena itu antara organonatrium dan organokalium dengan senyawa hidrokarbon tidak akan larut.
saya Vicky Adrian (A1C116048) akan menjawab permasalahan ketiga
BalasHapussenyawa ionik dari logam elektropositif pada senyawa organologam dapat terbentuk bila suatu radikal pada logam terikat pada logam dengan keelektropositifan yang sangat tinggi, misalnya logam alkali atau alkali tanah. Senyawaan organo dari logam yang relatif sangat elektropositif umumnya bersifat ionik, tidak larut dalam pelarut organik, dan sangat reaktif terhadap udara dan air. Kestabilan dan kereaktifan senyawaan ionik ditentukan dalam satu bagian oleh kestabilan ion karbon. Garam logam ion-ion karbon yang kestabilannya diperkuat oleh delokalisasi elektron lebih stabil walaupun masih relatif reaktif.Adapun contoh gugus organik dalam garam-garaman tersebut seperti (C6H5)3C-Na+ dan (C5H5)2Ca2+.