PEMBENTUKAN
DISAKARIDA DAN POLISAKARIDA
DISAKARIDA
1) Pengertian
Disakarida,
yang berarti “dua gula”, adalah karbohidrat yang terbentuk ketika dua
monosakarida bergabung, pada dasarnya ketika 2 molekul monosakarida mengalami
reaksi kondensasi yang melibatkan penghapusan sebuah molekul kecil, seperti
air, dari kelompok-kelompok fungsional saja. Seperti monosakarida, disakarida
larut dalam air, rasa manis, dan disebut “gula”.
Disakarida
adalah salah satu dari empat kelompok kimia karbohidrat yang merupakan
monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida. Salah satu disakarida
yang paling terkenal adalah ‘sukrosa’ dan banyak lainnya ditemukan di alam
adalah ‘laktosa’ dan ‘maltosa’.
Disakarida
adalah suatu oligosakarida yang paling banyak terdapat di alam. Oligosakarida
merupakan polimer dengan derajat polimerisasi 2 sampai 10 dan biasanya bersifat
larut dalam air. Oligosakarida yang terdiri dari dua molekul disebut sakarida.
Disakarida merupakan kelompok karbohidrat yang tersusun dari dua unit
monosakarida. Unit monosakarida penyusun disakarida itu dapat berasal dari unit
yang sama atau berbeda. Ikatan antara unit monosakarida dalam pembentukan
disakarida disebut ikatan glikosida. Salah satu contoh reaksi pembentukan
disakarida adalah sebagai berikut :
C6H12O6 + C6H12O6 C12H22O12 + H2O
(monosakarida)
(disakarida)
Dalam
reaksi tersebut di atas terjadi pelepasan air. Beberapa jenis disakarida yang
penting adalah laktosa, sukrosa, dan maltosa. Sukrosa terbentuk sebagai hasil
dari “fotosintesis”, proses memproduksi makanan pada tanaman dan ditemukan
dalam gula meja. Sukrosa terdiri dari glukosa dan fruktosa. Laktosa, hadir
dalam susu, terdiri dari glukosa dan galaktosa. Laktosa memiliki struktur
molekul yang kompleks, dan karena ini beberapa orang tidak dapat mencerna
dengan benar. Ketika dua monosakarida tersebut sudah bergabung untuk membentuk
disakarida tunggal, maka membuat karbohidrat akan memiliki rasa yang manis
serta lebih cenderung larut di dalam air dengan relatif jauh lebih mudah.
Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang dihubungkan oleh suatu ikatan
glikosidik, ikatan kovalen yang terbentuk antara dua monosakarida melalui
reaksi dehidrasi, misalnya maltosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk
melalui penyatuan dua molekul glukosa. Juga dikenal sebagai gula malto. Maltosa
merupakan bahan untuk pembuatan bir. Laktosa, gula yang ditemukan dalam susu,
merupakan disakarida lain, yang terdiri atas sebuah molekul glukosa yang berikatan
dengan sebuah molekul galaktosa. Disakarida yang paling banyak di alam adalah
sukrosa, yaitu gula yang sehari – hari kita konsumsi. Kedua monomernya adalah
glukosa dan fruktosa. Tumbuhan organ nonfotosintetik lainnya dalam bentuk
sukrosa.
Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun
dari 2 molekul monosakarida, yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Ikatan
glikosida terbentuk antara atom C 1 suatu monosakarida dengan atom O dari OH
monosakarida lain. Hidrolisis 1 mol disakarida akan menghasilkan 2 mol
monosakarida. Berikut ini beberapa disakarida yang banyak terdapat di alam.
2)
Sifat Fisik
Tergantung pada konstituen
monosakarida, disakarida memiliki beberapa variasi sifat berikut:
-
Kristal,
-
Kadang-kadang larut dalam air
-
Kadang-kadang manis-mencicipi dan lengket
perasaan.
3)
Contoh Disakarida
Beberapa Disakarida umum adalah sebagai
berikut:
o
Sukrosa (gula meja, gula tebu, gula bit): Ini
adalah berwarna putih, tidak berbau, bubuk kristal dengan rasa manis. Hal ini
paling dikenal karena perannya dalam gizi manusia. Sukrosa terdiri dari glukosa
(monosakarida) dan fruktosa (monosakarida).
o
Laktulosa: Ini adalah gula sintetis yang
digunakan dalam pengobatan sembelit dan penyakit hati. Hal ini terbentuk dari
fruktosa dan galaktosa (monosakarida).
o Laktosa
(gula susu): Hal ini ditemukan dalam susu. Laktosa terbentuk dari galaktosa dan
glukosa. Laktosa memiliki struktur molekul yang kompleks, dan sehingga beberapa
orang tidak mampu mencernanya dengan baik.
o Maltosa:
Hal ini juga dikenal sebagai gula malt dan terbentuk dari ikatan antara dua
unit glukosa. Hal ini digunakan dalam pembuatan permen lembut seperti cokelat.
o Trehalosa:
Hal ini juga dikenal sebagai mycosa atau tremalosa. Hal ini terbentuk dari
ikatan dalam unit-unit glukosa. Ini berfungsi sebagai antioksidan.
o Selobiosa:
disakarida ini berasal dari kondensasi dua molekul glukosa.
A. Laktosa
Laktosa adalah jenis
disakarida yang merupakan gabungan dari dua unit monosakrida yang berbeda yaitu
merupakan karbohidrat dari susu mamalia yang terdiri dari D-galaktosa dan
D-glukosa (gambar 2). Dalam disakarida ini, ikatan glikosidik antara C-1
anomerik dari β-D-galaktosa dan C-4 non-anomerik dari D-glukosa merupakan
β-(1,4).
Sintesis laktosa oleh laktosa sintetase,
suatu dimer heterogenosa, merupakan contoh baru dari modifikasi spesifisitas
katalitik oleh pembentukan dimer, (suatu bentuk perubahan alosterik
konformasional). Salah satu dari dua protomer merupakan suatu enzim (galaktosil
transferase) yang terdapat secara luas dalam jaringan hewan, termasuk grandula
mammae selama kehamilan dan menghasilkan katalis reaksi berikut:
UDP-galaktosa
+ N-asetilglukosamin
N-asetilaktosamin + UDP
UDP merupakan uridin difospat, yang bertindak
sebagai suatu karier molecular dari karbohidrat pada reaksi enzimatik tertentu.
Untuk produksi susu, protomer kedua dari laktosa sintetase,laktalbumin-α,
disintesis secara spesifik dalam jaringan mammae, dan interaksi protein ini
dengan galaktsil transferase mengubah spesifisitas substrat sehingga enzim
dimerik mengkatalisis sintesis dari laktosa dengan adanya glukosa:
UDP-galatosa
+ glukosa laktosa +
UDP
Laktalbumin- α hanya terjadi dalam jaringan
mammae, dengan demikian, laktosa adalah unik untuk susu mamalia. Laktosa
bersifat reduksi dengan struktur cincin. Laktosa banyak ditemukan dalam susu
yaitu sekitar 40 persennya sehingga laktosa sering disebut dengan gula susu.
Laktosa dapat difermentasi oleh bakteri streptococcus laktis menjadi asam
laktat. Selain itu juga jika lakatosa ini dipanaskan sampai suhu 175 oC akan
berbentuk laktokaramel.
Gambar 2. Struktur Laktosa
B. Sukrosa
Sukrosa adalah disakarida yang dibentuk dari
unit monosakarida yang berbeda yaitu antara satu molekul glukosa dan satu
molekul fruktosa. Antara kedua unitmonosakarida tersebut diikat dengan ikatan
α-1, β-2 glikosida. Sukrosa tidak mempunyai sifat reduksi karena sukrosa
dibentuk dari gugus reduksi masing-masing unit monosakrida penyusunnya. Sukrosa
banyak ditemukan dalam tanaman. Sumber yang kaya sukrosa adalah tebu, bit, dan
wortel. Hasil samping pengekstrasi sukrosa baik dari tebu ataupun bit adalah
molase. Molase ini berwarna gelap, cairannya pekat (20 - 30 persen), dan dengan
proses kristalisasi tidak dapat diubah lebih lanjut menjadi sukrosa karena
adanya gula reduksi dan kotoran non gula.
Sukrosa (gula meja) terdapat dalam
tumbuh-tumbuhan, dimana mereka disintesis dari D-glukosa dan D-fruktosa (gambar
3). Suatu ikatan glikosidik anatara C-1 anomerik dari α-D-glukosa dan C-2
anomerik dari β-D- fruktosa menghubungkan kedua monosakarida melalui suatu
jembatan oksigen, menghasilkan suatu ikatan α-(1,2).
Gambar 3.
Struktur Sukrosa
C. Maltosa
Maltosa adalah disakarida yang dibentuk dari
dua unit monosakrida yang sama yaitu glukosa. Antar unit glukosa tersebut
diikat dengan ikatan α-1,4 glikosida.
Maltosa adalah gula reduksi dan larut dalam
air. Maltosa jarang ditemukan dalam bentuk bebas di alam. Maltosa hanya
ditemukan dari hasil degradasi pati oleh enzim atau hasil proses pengekstrasi
sukrosa. Pada proses pembentukan ber dari kecambah barley (sejenis
biji-bijian), terjadi proses degradasi pati menjadi maltosa oleh enzim amilase.
Maltosa dan selobiosa merupakan dua disakarida
yang tidak terdapat secara alamiah tetapi secara komersial masing-masing
merupakan produk degradasi dari zat tepung dan selulosa. Kedua sakarida
memiliki dua residu D-glukosil yang dihubungkan oleh suatu ikatan 1,4 glukosidik, perbedaan structural
tunggal antara dua disakarida adalah pada ikatan dalam maltose adalah α-(1,4)
dan dalam selobiosa adalah β-(1,4). Perbedaan yang tampaknya kecil ini
bertindak sebagai suatu ilustrasi terkait mengenai derajat spesifikasi tinggi
yang sering ditemukan dalam system biologi. Polimer D-glukosa dalam ikatan
α-(1,4) bertindak sebagai suplai energy yang tersedia dengan mudah untuk
tumbuh-tumbuhan dan hewan, sementara polimer analog dalam ikatan β-(1,4)
merupakan komponen structural dan tidak didegradasi oleh sebagian besar system
kehidupan, yang tidak memiliki kemampuan enzimatik untuk menghidrolisis ikatan
β-(1,4) glikosidik. Ruminansia (pemamah biak), contohnya sapi, menggunakan
selulosa sebagai sumber makanan hanya karena bacteria dalam lambungnya dapat
mencerna polisakarida. Bahkan rayap mengandalkan pada mikroflora dalam ususnya
untuk mendegradasi kayu. Jika bukan untuk kemampuan dari bakteri tertentu dan
jamur untuk menghidrolisis ikatan β-(1,4) yang ditemukan dalam polisakarida
tumbuh-tumbuhan yang mati akan menimbulkan masalah ekologi yang serius.
4)
Pembentukan
Disakarida terbentuk ketika dua
monosakarida bergabung bersama-sama dan molekul airnya dihilangkan. Hal ini
dikenal sebagai “sintesis dehidrasi atau reaksi kondensasi”. Hasil sintesis
disakarida dapat disimpan dengan relatif mudah, dan digunakan sebagai bahan
dalam pembuatan berbagai jenis makanan.
Ada dua jenis disakarida yang dapat di
klasifikasikan, yaitu:
Disakarida yang mengalami Pengurangan : Dalam
jenis disakarida ini, gula pereduksi adalah unit ‘hemiasetal’ bebas. Hemiasetal
adalah senyawa yang berasal berturut-turut dari aldehid dan keton. Aldehida
adalah senyawa organik. Gugus fungsi ini, dengan struktur R-CHO, terdiri dari
pusat karbonil terikat pada hidrogen dan gugus R. -CHO disebut gugus aldehid
atau formil. Banyak wewangian adalah aldehida. Keton juga senyawa organik
dengan struktur RC (= O) R ‘di mana C = O adalah kelompok keton. Contoh
disakarida dengan pengurangan ini adalah maltosa dan Selobiosa.
Disakarida Non-pengurangan: Pada tipe ini,
monosakarida memiliki satuan hemiasetal bebas. Contoh disakarida
non-pengurangan adalah sukrosa dan Trehalosa.
5)
Peran
Terlalu
banyak disakarida menyebabkan lonjakan gula darah dan menyebabkan penyakit yang
disebut “Diabetes”. Namun, beberapa jenis disakarida yang digunakan karena
mereka menyebabkan lonjakan gula darah lebih sedikit dan lebih disukai oleh
pasien ‘diabetes tipe 2 ‘ . mis, Maltosa. Sementara molekul glukosa masih ada,
mereka cenderung menciptakan lonjakan kurang dari kadar gula darah dan diserap
ke dalam tubuh lebih mudah daripada gula meja biasa. Tapi, terlalu banyak dari
disakarida yang lebih aman ini dapat menyebabkan diare.
POLISAKARIDA
1)
Pengertian
Polisakarida
adalah senyawa dimana molekul-molekulnya mengandung banyak satuan monosakarida
yang dipersatukan dengan ikatan glikosida, mempunyai massa molekul tinggi dan
tidak larut dalam air atau hanya membentuk emulsi saja. Hidrolisis lengkap akan
mengubah polisakarida menjadi monosakarida (heksosa).
Ikatan antara molekul
monosakarida yang satu dengan yang lainnya terjadi antara gugus alkohol pada
atom C ke-4 molekul yang satu (II) dengan gugus aldehida pada atom C ke -1
molekul monosakarida dengan yang lain.
Polisakarida dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu polisakarida simpanan dan polisakarida struktural.
Polisakarida simpanan berfungsi sebagai materi cadanganyang ketika dibutuhkan
akan dihidrolisis untuk memenuhi permintaan gula bagi sel. Sedangkan polisakarida
struktural berfungsi sebagai materi penyusun dari suatu selatau keseluruhan
organisme.
Beberapa polisakarida
berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi monosakarida dan yang lainnya berfungsi
sebagai unsur struktural di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Glikogen
dan pati merupakan polisakarida simpanan yang terdapat pada tumbuhan dan
manusia sedangkan selulosa merupakan polisakarida strukural yang berfungsi
sebagai tulang semu bagi tumbuhan. Pati dan glikogen dihidrolisa di dalam saluran pencernaan oleh
amilase, sedangkan selulosa tidak dapat dicerna. Namun, selulosa mempunyai
peran penting bagi manusia karena merupakan sumber serat dalam makanan manusia.
Polisakarida dalam bahan
makanan berfungsi sebagai penguat tekstur (selulosa, hemiselulosa, pektin,
lignin) dan sebagai sumber energi (pati, dekstrin, glikogen, fruktan).
Polisakarida penguat tekstur ini tidak dapat dicerna oleh tubuh, tetapi
merupakan serat-serat (dietary fiber) yang dapat menstimulasi enzim-enzim
pencernaan.
Polisakarida merupakan
polimer molekul-molekul monosakarida yang dapat berantai lurus atau bercabang
dan dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim yang spesifik kerjanya. Hasil
hidrolisis sebagian akan menghasilkan oligosakarida dan dapat dipakai untuk
menentukan struktur molekul polisakarida.
Polisakarida dengan satuan
monosakaridanya gula pentosa (C5H10O5) maka
polisakarida tersebut dikelompokkan sebagai pentosan (C5H8O4)x. Adapun
jika satuan monosakaridanya adalah gula heksosa (C6H12O6)
maka polisakarida tersebut dikelompokkan sebagai heksosan (C6H10O5)x.
Beberapa polisakarida
mempunyai nama trivial yang berakhiran dengan -in misalnya kitin, dekstrin, dan
pektin.
Berikut beberapa
polisakarida yang penting:
1) Amilum
(Pati)
Pati
termasuk polisakarida jenis heksosan. Pati merupakan homopolimer glukosa dengan
ikatan α-glikosidik. Berbagai macam pati tidak sama sifatnya, tergantung dari
panjang rantai C-nya, serta rantai molekulnya lurus atau bercabang. Pati
terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut
disebut amilosa dan fraksi tidak larut disebut amilopektin. Amilosa mempunyai
struktur lurus dengan ikatan α-(1,4)-d-glukosa, sedang amilopektin mempunyai
cabang dengan ikatan α-(1,4)-d-glukosa sebanyak 4–5 % dari berat total.
Perhatikan struktur amilosa berikut.
Peranan
perbandingan amilosa dan amilopektin terlihat pada serealia, contohnya pada
beras. Semakin kecil kandungan amilosa atau semakin tinggi kandungan
amilopektinnya, semakin lekat nasi tersebut. Beras ketan praktis tidak ada
amilosanya (1 – 2%), sedang beras yang mengandung amilosa lebih besar dari 2%
disebut beras biasa atau beras bukan ketan. Berdasarkan kandungan amilosanya,
beras (nasi) dapat dibagi menjadi empat golongan yaitu (1) beras dengan kadar
amilosa tinggi 25 – 33%; (2) beras dengan kadar amilosa menengah 20 – 25%; (3)
beras dengan kadar amilosa rendah (9% – 20%); dan (4) beras dengan kadar
amilosa sangat rendah (< 9%).
2) Selulosa
Selulosa
merupakan serat-serat panjang yang bersama-sama hemiselulosa, pektin, dan
protein membentuk struktur jaringan yang memperkuat dinding sel tanaman. Pada
proses pematangan, penyimpanan, atau pengolahan, komponen selulosa dan
hemiselulosa mengalami perubahan sehingga terjadi perubahan tekstur.
Perhatikan struktur
selulosa berikut.
Seperti juga amilosa,
selulosa adalah polimer berantai lurus α -(1,4)-d-glukosa. Perbedaan selulosa
dengan amilosa adalah pada jenis ikatan glukosidanya. Selulosa oleh enzim
selobiose, yang cara kerjanya serupa dengan β -amilase, akan menghasilkan dua
molekul glukosa dari ujung rantai.
Pada penggilingan padi, dihasilkan hampir 50% sekam yang banyak
mengandung selulosa, lignin, serta mineral Na dan K yang mempunyai daya
saponifikasi. Selulosa dalam sekam padi dapat dipergunakan untuk makanan
ternak, tetapi kandungan ligninnya harus dihilangkan terlebih dahulu, biasanya
dengan KOH. Di beberapa negara, misalnya Taiwan, telah diusahakan untuk
melarutkan lignin dengan NH4OH sebagai pengganti KOH. Penambahan NH4OH ini
mempunyai keuntungan berupa penambahan sumber N dalam makanan ternak.
Di samping itu
NH4OH harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan KOH.
Selulosa sebagai bahan pembuatan kertas. Kayu dipotong kecil-kecil dan
dimasak dalam kalsium bisulfit untuk melarutkan ligninnya. Selanjutnya selulosa
diambil dengan penyaringan. Kegunaan selulosa yang lain adalah sebagai bahan
benang rayon.
3) Hemiselulosa
Bila komponen-komponen pembentuk jaringan
tanaman dianalisis dan dipisah-pisahkan, mula-mula lignin akan terpisah dan
senyawa yang tinggal adalah hemiselulosa. Hemiselulosa terdiri dari selulosa
dan senyawa lain yang larut dalam alkali. Dari hasil hidrolisis hemiselulosa,
diperkirakan bahwa monomernya tidak sejenis (heteromer). Unit pembentuk
hemiselulosa yang utama adalah d-xilosa, pentosa dan heksosa lain.
Perbedaan hemiselulosa dengan selulosa yaitu hemiselulosa mempunyai
derajat polimerisasi rendah dan mudah larut dalam alkali tapi sukar larut dalam
asam, sedangkan selulosa adalah sebaliknya. Hemiselulosa tidak mempunyai
serat-serat yang panjang seperti selulosa, dan suhu bakarnya tidak setinggi
selulosa.
4) Pektin
a) Senyawa Pektin
Pektin secara umum terdapat di dalam dinding
sel primer tanaman, khususnya di sela-sela antara selulosa dan hemiselulosa.
Senyawa-senyawa pektin juga berfungsi sebagai bahan perekat antara dinding sel
yang satu dengan yang lain. Bagian antara dua dinding sel yang berdekatan
tersebut disebut lamela tengah (midle lamella).
Senyawa-senyawa pektin merupakan polimer dari asam d-galakturonat yang
dihubungkan dengan ikatan β-(1,4)-glukosida. Asam galakturonat merupakan
turunan dari galaktosa.
Pektin terdapat dalam buah-buahan seperti jambu biji, apel, lemon,
jeruk, dan anggur. Kandungan pektin dalam berbagai tanaman sangat bervariasi.
Bagian kulit (core) dan albeda (bagian dalam yang berbentuk spons putih) buah
jeruk lebih banyak mengandung pektin daripada jaringan perenkimnya.
Pektin berfungsi dalam pembentukan jeli. Potensi pembentukan jeli dari
pektin menjadi berkurang dalam buah yang terlalu matang. Selama proses
pematangan terjadi proses dimetilasi pektin dan ini menguntungkan untuk
pembuatan gel. Akan tetapi dimetilasi yang terlalu lanjut atau sempurna akan
menghasilkan asam pektat yang menyebabkan pembentukan gel berkurang.
b) Gel Pektin
Pektin dapat membentuk gel dengan gula bila
lebih dari 50% gugus karboksil telah termetilasi (derajat metilasi = 50). Adapun
untuk pembentukan gel yang baik maka ester metil harus sebesar 8% dari berat
pektin. Makin banyak ester metil, makin tinggi suhu pembentukan gel.
5) Glikogen
Glikogen merupakan “pati hewan” banyak
terdapat pada hati dan otot, bersifat larut dalam air (pati nabati tidak larut
dalam air). Jika bereaksi dengan iodin akan menghasilkan warna merah. Senyawa
yang mirip dengan glikogen telah ditemukan dalam kapang, khamir, dan bakteri.
Glikogen juga telah berhasil diisolasi dari benih jagung (sweet corn). Hal ini
penting diketahui karena sejak lama orang berpendapat bahwa glikogen hanya
terdapat pada hewan.
Glikogen merupakan suatu polimer yang struktur molekulnya hampir sama
dengan struktur molekul amilopektin. Glikogen mempunyai banyak cabang (20 – 30
cabang) yang pendek dan rapat. Glikogen mempunyai berat molekul (BM) sekitar 5
juta dan merupakan molekul terbesar di alam yang larut dalam air. Glikogen
terdapat pula pada otot-otot hewan, manusia, dan ikan. Glikogen disimpan dalam
hati hewan sebagai cadangan energi yang sewaktu-waktu dapat diubah menjadi
glukosa. Glikogen dipecah menjadi glukosa dengan bantuan enzim yaitu
fosforilase.
PERMASALAHAN :
1)
Jelaskan
apa yang membedakan hemiselulosa dengan selulosa!
2) Bagaimana sukrosa dapat terbentuk ?
3) Apa peran disakarida bagi tubuh manusia?
4)
Jelaskan
bagaimana proses pemecahan glikogen menjadi glukosa!